Ketika mencapai sebuah tanda
Berhenti sejenak ia mengenali masa
Dengan apa dia mengeja dan seakan semakin mengesan kamu telah terlewati
Jauh bahkan sangat jauh dari yang tampak dalam tanda itu, tanpa sedikit pun menjauhkanmu dari keadaan sebenarnya.
Ia masih menyempatkan dan ada ruang untukmu hingga merelakan seakan mundur jauh untuk memandangmu merayakan dan mempertontonkan setiap langkah keberhasilanmu menyelesaikan setiap rencana hingga tangga tantangan beratmu mengarungi jaman.
Gugus rasa penasaran susul menyusul mempertanyakan hanya diberi senyuman yang baginya adalah jawaban....
Karena kebesarannya dalam menguaskan rangkain besarnya kisah itu telah ia pegang lama dengan menerima dan menganggap mereka dan engkau yang senantiasa merawat mimpi....
Konyol! Menjadi umpatan yang datang terkadang sekeras palu berpaku menancapkan tuduh kelambatan padanya yang sudah tanpa bentuk dihadapannya yang selalu berteriak sebagai bagian pewujud mimpi dan kalangan berhasil pembuat kenyataan dan pengagum pekerja keras....
Selantang apa teriakannya ? Ia hanya memastikan apakah adakah yang mendengar suara umpatan itu dan kepada siapa hingga ditemoat manakah arahnya? Ia pun tersenyum dalam suasana itu...
Mengapa demikian? Ia menggelengkan kepala dengan tetap membiarkan binar bahagiannya timbunan tanya demi tanya yang mengisi benak pencari kegenapan arti diri....
Dirinya yang merasa bebas untuk memilih digambarkan dengan cepat dan liar pergelangan tangan seirung tarian jemari membawa kuas kecil di atas kanvas yang tersisa.....
Seperti apa yang ingin ia katakan.... engkau juga menjadi bagian yang layak menerima pengertian ini.... seperti kebebasan untuk menerima atau menolak apa yang ia katakan.... seperti aku akan ada di luar atau dalam dadanya ketika ia berucap.... atau bahkan dilangit bersama gumpalan awan di atas sana....
0 comments:
Post a Comment