ttach
tdjg jhhg
fgfh
fhfghg htg
sfdsg jf
dgfhf j
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Singgah sana
Lepas dari semua pandangan
Tampak sudah layak
Untuk jadi sebutan
Apalagi selain dipatrikan
Tidak mendapat perhatian
Sudah tidak lagi perlu
Menutupi dalamnya gelap
Delusi dan ilusi yang hanya akan mengisi
Ruang kepala ditunjuk mereka rupa
Tandas alasan tanpa cahaya memberi bentuk
Ujung raihan tangan kerdil
Tempat terjauh hingga tertinggi
Titik lompatan itu tak mungkin tergambar
Seperti tegukan kopi tanpa gula dan pemanis
Semua tetap sama dengan
Ujung yang digapai oleh ia yang tertinggi
Inilah sisi lain tempat itu
Yang disebut sangat gelap ... di dalam sana
Muasal simuram pengibar durjana
Menyela cerita menonjolkan keakuan selayak dirinya dipenuhi kekuatan terdepan
Pada wajah kekinian dari bentuk masa lalu membabibutakan kata dijadikan lompatan dengan tuduhan disemak-semak... itu
Praduga orang dibiarkannya sebagai reaksi sewajar dirinya sesuka hati melempar daun-daun gatal dijadikannya tissu mengusap tanpa mampu mengering sisa luapan dirinya
Akankah gelap tetap disana.....? Orang hanya berani untuk kembali diam tidak melihat lagi sisi yang telah menjadi misteri itu...
Rampai berasal dari pohon
Dipetik dalam kurun berjangka
Dihitung dari awal bunga terserbukkan
Situa dan simuda telah duduk disana
Bersama menyukai sambal yang menamainya
Pelengkap pedas dengan keasamannya
Menyatukan gorengan sekulit kering
Melekatkan gurihnya unggas utuh
Menjadi bagian -bagian piring hidangan
Bersampingan sayatan gempal ikan tanpa
Menyertakan ekor panjangnya....
Kenyataan itu bukan lagi di sni
Ia telah berlari jadi cerita sejarah ...
Terpisah dalam ruang dengar
Cerita itu menarikan lutut -lutut
Lincah dan selentur karet mampu dibuat
Sama jam berjumlah mereka miliki dalam sehari, tetap tidak sama yang mereka dapat lakukan memilah bahan - bahan usang dan menempatkannya di dalam bagan
Cerita mengisah ipar bisa singgah di istana seperti negeri dongeng, jauh dari mengerti sejarah punya bagian ambisi digilirkan gerayang nalar bercampur aduk di dalam fantasi kekanakkan... telah menjadi pilihan pendongeng gila itu menghipnotis legalitas yang dipertanyakan kenormalannya.
Jauh jauh is telah merelakan dirinya
Demikian keadaan yang membuatnya telah datang....
Tidak sempat satu orang pun melihat menaiki apa ia hingga sampai di tempat ini
Tempuh yang memakan banyak waktu mencengankannya untuk siapa saja yang saat itu menyaksikan tubuhnya tanpa sedikit menampakkan kelelahan...
Beruntun tanya barisan mata ingin mengeja seakan sia -sia tanpa setetes keringat atau secercah pertanda dapat tampak oleh mereka... hingga berbalik berbalik semua keingintahuan itu memandang dirinya masing -masing, yang kini sedang berada dimana...
Terperangah sudah semua wajah dibuat ..
Menyadari dirinya telah bagai dilucuti apalagi usai rasa penasaran yang tanpa henti mencari tahu adakah hunusan senjata pusaka atau pertanda itu yang mampu menghantar kedatangannya di tempat itu.....
Berpandangan semua mata ...
Lalu mengangguk tanpa ada aba aba
Saling mengangguk memberi hormat tanpa membuat persetujuan lagi....
Sadar mana tempat yang dipijaki bersama, yang ditempati telah menahun itu adalah...bernama pemilik yang punya kuasa ...
Penanya itu semua yang kini sedang berdiam juga duduk dengan menanti sebuah jawaban tanpa sedikit saja punya suara yang dapat didengar....
Dari sana pula bentuk itu berjalan
Ditempat tidak jauh bergeser
Dikit-dikit dan perlahan sekali seperti akar tumbuh
Delapan belas April tahun lalu ini sudah dua kali musim berganti
Semakin terasa setelah beberapa minggu terlewati tepatnya pada sembilan belas Juni
Setengah ketidak tahuan yang menjadi bahan tanya setiap mulut tidak lain adalah photo buram pada suatu dinding tempat berlalunya mereka semua pendatang....
Itu tiada rencana dan perumusan diletakkan di tempat itu hingga menjadikannya daya tarik melebihi para penjaja cantik yang mengumbar lekuk -lekuk badanya demi memantik pengunjung YANG semakin ramai....
Gambaran ini sebiasa saja, tampak biasa bahkan kusam seperti lempung tempat pijakan para pemilik wajah dalam gambar buram itu....