Nama
Demi nama
Lama dieja
Tetap saja
Mengapa begitu
Masih saja
Sama
Karena hanya
Mampu
Membaca
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Nama
Demi nama
Lama dieja
Tetap saja
Mengapa begitu
Masih saja
Sama
Karena hanya
Mampu
Membaca
Habis sudah
Semua kata yang mengisi
Perdebatan paniang
Hingga pagi datang
Hingga sepi
Tanpa suara semua tengadah
Bara yang memerah
Menghangatkan semu
Yang mengitari
Sang penyulut
Tak melayukan dedaun
Sekitar adanya di sana
Kecuali mengusir dinginya
Cerita malam ltu....
Dua mata itu tampak jelas
Tanpa ingin sedikit saja
Membalas satu buah pertanyaan
Maka ada yang tak mengingkar
Memilih cara mendengarkan
Degub jang ada di dadanya
Bagai ia menyelam sangat dalam
Mengeja setiap hembusan aksara
Yang kemudian membentuk bunyi
Keluar dari bibir tipisnya
Dari kejauhan bidiknya
Ia lukis setiap kata dan suara
Bahkan yang tidak sempat
Terucap pun disertakannya
Kata -kata yang sempat bagai
Menghilang dari ingatannya
..
Barapa harus dibayarnya.... ?
Akankah ini memakan waktumu?
Rugikah engkau untuk hal ini semua?
...
Hujam tanya tidak habis sampai di situ...
Sambung dari jauhnya timbang tetap saja berada
Banding membanding menjadi tumpukan tingginya...
Penempatan asset berarah pada gelimpungan penampang...
yang lama disiapkan agar mengayunkan pada arah yang dibidiknya
bersamanya aku belajar
dengan cara ia yang telah berakar
tanpa mudah dihempas angin seperti layang-layang mainan
namun ia hanya mengaku
dirinya hanya seperti seonggok daging
yang digulirkan begitu saja oleh tenaga... entah
siapa yang punya....
beruntung bocah yang mengerutkan dahinya
saat jumpa denganku... kala itu
menyempatkan untuk dekat bersapa denganku
sempat mengingatkan ....
putaran kehidupan akan jalur lintasan kehidupan
jadi cara gurauan.. menggelitik memori usang
ini hal kecil yang luar biasa
titik balik menajamkan ujung ketimpangan
untuk segera terolah maksimal
banyak sisi-sisi gelap pengetahuan terhapus
jadi benderangnya jalan... untuk banyak orang
lalu kutawarkan ia persinggahan...
baru senyuman dari jawabnya yang kumengerti...
mungkinkan terlalu kecil?
Ia tahu
dia katakan sangat tahu
harus kemana setelah semua itu.....
.....
Ada banyak
Ada yang bilang
banyak sekali
Dipikir - pikir lagi
Buat apa juga
Jika gak ada guna
Beda dengan banyak beneran
Telornya enak
Induknya juga
Banyaknya enak sekali
Beda ama yang turing
Udah bikin nyaman
Rombongan penuh senyuman
Biar kencing masih juga giliran...
Yang ketiduran jadi bangun
Juga buat ikutan
Kencing
Semua terasa on
Karena yang bikin ceria semua
Pertama-tama karena
Bukan peribahasa
Malu bertanya dan sebagainya
Tapi katanya gak ada
Yang punya malu....
Ah tiduran aja sih kamu
Digoda ama si la sol....
Mana tadi selfienya?
Bikin dung video yang keren
Tuh spot ok banget...."
"Ogah Kak,.. yeah kebanyakan...!"